KAJIAN PUSTAKA
A.
Pengertian dan Pentingnya Kajian Pustaka
Penelitian
merupakan proses mencari pemecahan masalah melalui prosedur ilmiah. Tahap-tahap
yang harus dilalui menurut prosedur ilmiah bukan hanya dilkukan di laboratorium
saja tetapi juga di kancah termasuk untuk bidang pendidikan. Guru di dalam
menghadapi masalah dengan muridnya, juga dapat menerapkan metode ilmiah.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Menghadapi masalah yang perlu dipecahkan.2. Membatasi dan merumuskan masalah dalam bentuk yang spesifik dan dapat dikenali dengan jelas.3. Mengembangkan hipotesis (dugaan) pemecahan masalah.4. Mengembangkan teknik dan instrumen untuk mengumpulkan data yang mengarah pada pembuktian hipotesis.5. Mengumpulkan data.6. Menganalisis data.7. Menarik kesimpulan dari data yang tersedia menuju pada informasi tentang terbukti ada tidaknya hipotesis
Kebanyakan
para peneliti yang cukup bertindak hati-hati selalu berusaha mengikuti
langkah-langkah ini. Ketaatan mengikuti langkah-langkah ini bukan karena
sekedar ingin taat pada ketentuan tetapi disebabkan karena rasa tanggung jawab
yang besar agar apa yang diperoleh merupakan sesuatu yang pantas diperhitungkan
sebagai sesuatu yang bermakna bagi orang banyak atas dasar tanggung jawab yang
tinggi.
Kegiatan
penelitian selalu bertitik tolak dari pengetahuan yang sudah ada. Pada semua
ilmu pengetahuan, ilmuwan selalu memulai penelitiannya dengan cara menggali
apa-apa yang sudak diketemukan oleh ahli-ahli lain dan memanfaatkan
penemuan-penemuan tersebut untuk kepentingan penelitiannya. Hasil penelitian
yang sudah berhasil memperkaya khasanah pengetahuan yang ada biasanya
dilaporkan dalam bentuk jurnal-jurnal penelitian. Ketika peneliti mulai membuat
rencana penelitian ia tidak bisa menghindar dan harus mempelajari
penemuan-penemuan tersebut dengan mendalami, mencermati, menelaah, dan
mengidentifikasi hal-hal yang telah ada untuk mengetahui apa yang ada dan yang
belum ada. Kegiatan itu biasa dikenal dengan istilah: mengkaji bahan pustaka
atau hanya disingkat dengan kajian pustaka atau telaah pustaka (literature
review).
Untuk
dapat melakukan penelitian seperti yang seharusnya, peneliti dituntut untuk
menguasai sekurang-kurangnya dua hal, yakni bidang yang diteliti dengan
cara-cara atau prosedur melakukan penelitian. Untuk menguasai kedua persyaratan
tersebut, (calon) peneliti harus banyak membaca, mengkaji berbagai literatur.
Dengan melakukan kaji literatur peneliti akan memperoleh beberapa manfaat
antara lain:
1. Peneliti akan mengetahui dengan pasti apakah permasalahan yang dipilih untuk memecahkan melalui penelitian betul-betul belum pernah diteliti oleh orang-orang terdahulu.2. Dengan mengadakan kajian literatur peneliti dapat mengetahui masalah-masalah lain yang mungkin ternyata lebih menarik dibandingkan dengan masalah yang telah dipilih terdahulu.3. Dengan mengetahui banyak hal yang tercantum di dalam literatur (dan ini merupakan yang terpenting bagi pelaksanaan penelitiannya), peneliti akan dapat lancar dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam tonggak-tonggak tertentu dari langkahnya meneliti, peneliti memang diharuskan untuk mengacu pada pengetahuan, dalil, konsep, atau ketentuan yang sudah ada. Penggunaan acuan tersebut harus dilakukan dengan menunjuk langsung pada sumber dimana bahan acuan tersebut diperoleh.4. Keharusan peneliti mengacu pada pengetahuan, dalil, konsep atau ketentuan yang sudah ada maka kedudukan peneliti sebagai ilmuwan menjadi mantap, kokoh, tegar, karena dalam kegiatannya tersebut ia telah bekerja dengan baik, menggunakan aturan-aturan akademik yang berlaku. Dalam segala tindakannya, seorang ilmuwan seorang ilmuwan harus berani membuka diri untuk mengemukakan apa yang ia lakukan terhadap ilmu, bertindak jujur, dan sanggup mengakui kelebihan orang lain. Itulah sebabnya peneliti dalam menggunakan acuan pengetahuan, dalil, dan konsep dari penemuan orang lain tersebut, harus secara jujur menyebutkan siapa penemunya (atau siapa yang mengemukakan), tertera dalam literatur apa, halaman berapa, sumber yang diterbitkan oleh penerbit mana, tahun berapa. Dengan menyebutkan sumber pustaka secara lengkap ini dimaksudkan agar apabila ada peneliti atau orang lain ingin menelusuri lebih jauh tentang penemuan tersebut, dapat dengan mudah melakukannya.
B.
Bagian Pra-Persiapan Penelitian yang Memerlukan Kajian Pustaka
1.
Pemilihan Permasalahan dan Judul Penelitian
Judul
penelitian merupakan sesuatu yang pokok dalam suatu kegiatan penelitian.
Disamping judul, problematika penelitian lebih penting dan menentukan judul itu
sendiri. Problematika peneliti merupakan pertanyaan-pertanyaan yang akan dicari
jawabnya melalui kegiatan penelitian itu. Untuk memperoleh problematika yang
tepat, sebaiknya peneliti mencoba mengidentifikasikan semua problematika yang
mungkin. Kemudian baru dipertimbangkan problematika mana yang menurut berbagai
hal memang cocok untuk penelitian yang bersangkutan.
Unsur-unsur
yang harus dipertimbangkan di dalam merumuskan judul penelitian antara lain:
sifat studi atau pendekatan penelitian, variabel pokok, subjek penelitian,
lokasi tempat penelitian berlangsung dan kurun waktu ketika penelitian
dilaksanakan, juga jenis studi (populasi atau kasus) dapat juga dicantumkan
dalam judul.
Pemilihan
problematika dan judul penelitian harus dilkukan secara hati-hati agar
keinginan (calon) peneliti dapat terlaksana. Problematika dan judul tersebut
harus sesuai dengan dengan bidang keahlian, minat serta kemampuan peneliti dan
dapat dilaksanakan karena bebas atau minim dari kendala, baik yang datang dari
diri (calon) peneliti maupun dari luar.
Untuk
dapat dengan jujur dan berhenti terbuka dalam menentukan penting tidaknya
permasalahan, peneliti dapat mencoba mengajukan pertanyaan tentang
kemanfaatannya dan kepada siapa informasi tentang hasil tersebut dapat
disarankan.
2.
Penyusunan Latar Belakang Masalah
a.
Untuk
dapat memberikan alasan dengan tepat mengapa permasalahan yang sudah ditentukan
memang merupakan permasalahan yang memenuhi kriteria pemilihan permasalahan
atau judul penelitian, (calon) peneliti seyogianya menguasai permasalahan
mencari sumber-sumber yang berupa surat-surat keputusan, pedoman, laporan
kegiatan, dan sebagainya.
b.
Untuk
memperbanyak pengetahuan agar dapat melakukan identifikasi masalah sebanyak-banyaknya,
(calon) peneliti harus banyak membaca buku-buku teori dan laporan hasil
penelitian sebelumnya.
c.
Untuk
memperbanyak bahan dukungan bagi (calon) peneliti agar dapat memilih dan
merumuskan hipotesis dengan tepat, maka ia harus banyak mengkaji bahan-bahan
yang mengandung teori serta jurnal-jurnal yang memuat hasil laporan penelitian.
Agar
pekerjaan (calon) peneliti dapat efektif, kajian untuk persiapan identifikasi
masalah dan penentuan hipotesis lebih baik dilakukan bersama-sama. Dengan cara
ini (calon) peneliti diharapkan bahwa ia dapat memilih dengan tepat
problematika yang diajukan dalam penelitiannya, karena sekaligus dapat
dipikirkan bagaimana kemungkinan (calon) peneliti dapat menghimpun bahan
dukungan
3.
Penyusunan Metode Penelitian
Metodologi
penelitian merupakan bagian pokok dalam program penelitian yang di dalamnya
tercermin metode-metode apa yang akan digunakan oleh (calon) peneliti mengenai
pemilihan subjek penelitian (penentuan poulasi dan sampel), teknik sampling,
pemilihan instrumen pengumpul data dan pemilihan teknik analisis data. Ada dua
bagian uraian metodologi penelitian yaitu:
a) Metodologi penelitian dalam proposal penelitianb) Metodologi penelitian dalam laporan hasil penelitian1. Uraian metodologi penelitian dalam proposal penelitian yang baru menjelaskan rencana tentang cara, teknik atau metode-metode penentuan populasi dan sampel, metode dan instrumen yang dipilih untuk pengumpulan data, serta metode atau teknik yang akan digunakan untuk melakukan anaisis data.2. Uraian metodologi penelitian dalam laporan hasil penelitian yang dalam hal ini peneliti sudah menceritakan tentang apa-apa yang dilkukan oleh peneliti di kancah.
C.
Cara-cara Mengkaji Bahan Pustaka
Uraian
mengenai cara-cara mengkaji bahan pustaka bukan hanya berguna untuk (calon)
peneliti yang akan menyusun proposal penelitian, tetapi juga untuk peneliti
yang akan dan sedang menyusun laporan hasil penelitiannya
Agar
uraian tentang cara mengkaji bahan pustaka berurutan dan mudah dipahami,
terlebih dahulu dikemukakan berbagai jenis sumber bahan pustaka, cara-cara
mengkaji dan mengumpulkan hasil kajian, disusul dengan cara menuangkannya dalam
tulisan.
1.
Jenis Sumber Bahan Pustaka
a.
Klasifikasi menurut bentuk
Dibedakan
atas:
- Sumber tertulis (printed materials yang biasanya disebut: dokumen): antara lain buku harian, surat kabar, majalah, buku notulen rapat, buku inventaris, ijazah, buku-buku pengetahuan, surat-surat keputusan dan lain-lain yang secara umum dapat dibedakan atas bahan-bahan yang ditulis tangan dan yang dicetak atau diterbitkan oleh penerbit, baik yang dipublikasikan secara umum maupun tidak.
- Sumber bahan yang tidak tertulis (non printed materials): adalah segala bentuk sumber bukan tulisan antara lain rekaman suara, benda-benda hasil peningalan purbakala (relief, manuskrip, prasasti dan sebagainya) film, slide, dan lain-lainnya.
b.
Klasifikasi menurut isi
Dibedakan
atas:
- Sumber Primer adalah sumber bahan atau dokumen yang dikemukakan atau digambarkan sendiri oleh orang atau pihak yang hadir pada waktu kejadian yang digambarkan tersebut berlangsung, sehingga mereka dapat dijadikan saksi. Dalam penelitian historis, kedudukan sumber primer sangat utama karena dari sumber primer inilah keaslian dan kemurnian isi sumber bahan lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan sumber sekunder.
- Sumber Sekunder adalah sumber bahan kajian yang digambarkan oleh bukan orang yang yang ikut mengalami atau yang hadir pada waktu kejadian berlangsung.
2.
Cara Mengkaji dan Mengumpulkan Hasil Kajian
Untuk
mengakaji sumber pustaka sebaiknya peneliti menggunakan kartu bibliografi yang
selalu disiapkan setiap saat.
3.
Cara Menuliskan Hasil Kajian
a.
Cara Menuangkan Hasil Kajian
Sebelum
menuangkan hasil kajian dalam bentuk narasi yang serasi, terlebih dahulu akan
dikemukakan uraian sekedarnya tentang kerangka teori dan kerangka berfikirnya.
Kerangka
Teori adalah
bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal
yang berhubungan dengan variabel pokok, sub variabel atau pokok masalah yang
ada dalam penelitiannya.
Kerangka
Berpikir adalah
bagian teori dari penelitian yang menjelaskan tentang alasan atau argumentasi
bagi rumusan hipotesis. Kerangka berpikir menggambarkan alur pikiran peneliti
dan memberikan penjelasan kepada orang lain mengapa ia mempunyai anggapan
seperti yang diungkapkan dalam hipotesis. Penulisan kerangka berpikir harus
didasarkan atas pendapat para ahli dan hasil-hasil penelitian yang
mendahuluinya.
Untuk
menjelaskan maksud peneliti, biasanya penyajian kerangka berpikir ini
dilengkapi dengan sebuah bagan yang menunjukkan alur pikiran peneliti dalam
kaitan antar variabel yang diteliti. Gambaran bagan yang disajikan tersebut
menunjuk pada model penelitian yang diambil dan dikenal dengan nama: Paradigma
atau Model Penelitian.
b.
Cara Mempertanggungjawabkan Pengambilan Kutipan
Peneliti
dibenarkan mengutip hasil karya terdahulu sepanjang dengan jujur menyebutkan dalam
daftar pustaka maupun dalam teks proposal dan teks uraian laporan
penelitiannya. Jika aturan tata tertib yang ada sudah diikuti, maka mereka
tidak dikatakan sebagai plagiat.
Cara
peneliti mempertanggungjawabkan pengutipannya itu dilakukan dua kali, yaitu
pada halaman dimana terdapat kutipan tersebut dan pada daftar kepustakaan.
0 komentar:
Posting Komentar