BAB I
ALAMAT IP
A.
Alamat IP versi 4
Alamat
IP versi 4 (sering
disebut dengan Alamat IPv4) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan
yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara
teoritis dapat mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya
4.294.967.296 host di seluruh dunia, jumlah host tersebut didapatkan dari 256
(didapatkan dari 8 bit) dipangkat 4(karena terdapat 4 oktet) sehingga nilai
maksimal dari alamt IP versi 4 tersebut adalah 255.255.255.255 dimana nilai
dihitung dari nol sehingga nilai nilai host yang dapat ditampung adalah
256x256x256x256=4.294.967.296 host, bila host yang ada di seluruh dunia
melebihi kuota tersebut maka dibuatlah IP versi 6 atau IPv6. Contoh alamat
IP versi 4 adalah 192.168.0.3.
1.
Representasi alamat
Alamat IP versi 4 umumnya
diekspresikan dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation),
yang dibagi ke dalam empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format
bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka
nilainya berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat
beberapa pengecualian nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh
sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke
dalam dua buah bagian, yakni:
·
Network
Identifier/NetID atau Network
Address (alamat jaringan) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan
alamat jaringan di mana host berada.
Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP. Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork. Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut dengan routing error.
Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255.
·
Host
Identifier/HostID atau Host
address (alamat host) yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan
alamat host (dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis
teknologi TCP/IP) di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0
atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen
jaringan di mana ia berada.
2.
Jenis-jenis alamat
Alamat IPv4 terbagi menjadi
beberapa jenis, yakni sebagai berikut:
·
Alamat
Unicast, merupakan alamat
IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah
Internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point
atau one-to-one.
·
Alamat
Broadcast, merupakan
alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen
jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone.
·
Alamat
Multicast, merupakan
alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam
segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam
komunikasi one-to-many.
3.
Kelas-kelas alamat
Dalam RFC 791, alamat IP versi 4 dibagi ke dalam
beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti terlihat pada tabel.
Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang
terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit),
tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan
menggunakan representasi desimal.
Kelas
Alamat IP
|
Oktet
pertama
(desimal) |
Oktet
pertama
(biner) |
Digunakan
oleh
|
Kelas A
|
1–126
|
0xxx xxxx
|
Alamat unicast
untuk jaringan skala besar
|
Kelas B
|
128–191
|
10xx xxxx
|
Alamat unicast
untuk jaringan skala menengah hingga skala besar
|
Kelas C
|
192–223
|
110x xxxx
|
Alamat unicast
untuk jaringan skala kecil
|
Kelas D
|
224–239
|
1110 xxxx
|
Alamat multicast
(bukan alamat unicast)
|
Kelas E
|
240–255
|
1111 xxxx
|
Direservasikan;umumnya
digunakan sebagai alamat percobaan (eksperimen); (bukan alamat unicast)
|
Ø Kelas A
Alamat-alamat kelas A
diberikan untuk jaringan skala besar. Nomor urut bit tertinggi di dalam alamat
IP kelas A selalu diset dengan nilai 0 (nol). Tujuh bit berikutnya—untuk
melengkapi oktet pertama—akan membuat sebuah network identifier. 24 bit
sisanya (atau tiga oktet terakhir) merepresentasikan host identifier.
Ini mengizinkan kelas A memiliki hingga 126 jaringan, dan 16,777,214 host tiap
jaringannya. Alamat dengan oktet awal 127 tidak diizinkan, karena digunakan
untuk mekanisme Interprocess
Communication (IPC) di
dalam mesin yang bersangkutan.
Ø Kelas B
Alamat-alamat kelas B
dikhususkan untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Dua bit pertama
di dalam oktet pertama alamat IP kelas B selalu diset ke bilangan biner 10. 14 bit berikutnya (untuk melengkapi dua oktet pertama), akan membuat
sebuah network identifier. 16 bit sisanya (dua oktet terakhir) merepresentasikan
host identifier. Kelas B dapat memiliki 16,384 network, dan 65,534 host
untuk setiap network-nya.
Ø Kelas C
Alamat IP kelas C digunakan
untuk jaringan berskala kecil. Tiga bit pertama di dalam oktet pertama alamat
kelas C selalu diset ke nilai biner 110. 21 bit selanjutnya (untuk
melengkapi tiga oktet pertama) akan membentuk sebuah network identifier.
8 bit sisanya (sebagai oktet terakhir) akan merepresentasikan host
identifier. Ini memungkinkan pembuatan total 2,097,152 buah network, dan
254 host untuk setiap network-nya.
Ø Kelas D
Alamat IP kelas D disediakan
hanya untuk alamat-alamat IP multicast, sehingga berbeda dengan tiga
kelas di atas. Empat bit pertama di dalam IP kelas D selalu diset ke
bilangan biner 1110. 28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang
dapat digunakan untuk mengenali host. Untuk lebih jelas mengenal alamat ini,
lihat pada bagian Alamat Multicast IPv4.
Ø Kelas E
Alamat IP kelas E disediakan
sebagai alamat yang bersifat "eksperimental" atau percobaan dan
dicadangkan untuk digunakan pada masa depan. Empat bit pertama selalu diset
kepada bilangan biner 1111.
28 bit sisanya digunakan sebagai alamat yang dapat digunakan untuk mengenali
host.
Kelas Alamat
|
Nilai oktet pertama
|
Bagian untuk Network
Identifier
|
Bagian untuk Host
Identifier
|
Jumlah jaringan maksimum
|
Jumlah host dalam satu
jaringan maksimum
|
Kelas A
|
1–126
|
W
|
X.Y.Z
|
126
|
16,777,214
|
Kelas B
|
128–191
|
W.X
|
Y.Z
|
16,384
|
65,534
|
Kelas C
|
192–223
|
W.X.Y
|
Z
|
2,097,152
|
254
|
Kelas D
|
224-239
|
Multicast IP Address
|
Multicast IP Address
|
Multicast IP Address
|
Multicast IP Address
|
Kelas E
|
240-255
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Dicadangkan; eksperimen
|
Catatan: Penggunaan kelas alamat IP sekarang
tidak relevan lagi, mengingat sekarang alamat IP sudah tidak menggunakan kelas
alamat lagi. Pengemban otoritas Internet telah melihat dengan jelas bahwa alamat
yang dibagi ke dalam kelas-kelas seperti di atas sudah tidak mencukupi
kebutuhan yang ada saat ini, di saat penggunaan Internet yang semakin meluas.
Alamat IPv6 yang baru sekarang tidak menggunakan kelas-kelas seperti alamat
IPv4. Alamat yang dibuat tanpa memedulikan kelas disebut juga dengan classless
address.
4.
Alamat Unicast
Setiap
antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan
dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat
unicast (unicast address). Alamat unicast disebut sebagai alamat logis
karena alamat ini merupakan alamat yang diterapkan pada lapisan jaringan dalam DARPA
Reference Model dan tidak
memiliki relasi yang langsung dengan alamat yang digunakan pada lapisan antarmuka jaringan dalam
DARPA Reference Model.
Sebagai contoh, alamat unicast dapat ditetapkan ke sebuah host
dengan antarmuka jaringan dengan teknologi Ethernet, yang
memiliki alamat MAC sepanjang 48-bit.
Alamat unicast
inilah yang harus digunakan oleh semua host TCP/IP agar dapat
saling terhubung. Komponen alamat ini terbagi menjadi dua jenis, yakni alamat
host (host identifier) dan alamat jaringan (network identifier).
Alamat unicast
menggunakan kelas A, B, dan C dari kelas-kelas alamat IP yang telah disebutkan
sebelumnya, sehingga ruang alamatnya adalah dari 1.x.y.z hingga 223.x.y.z.
Sebuah alamat unicast dibedakan dengan alamat lainnya dengan menggunakan
skema subnet mask.
5.
Jenis-jenis alamat unicast
Jika ada sebuah intranet tidak yang
terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam ruangan kelas alamat
unicast dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara langsung (dengan
menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan
menggunakan proxy server), maka ada dua jenis alamat yang dapat
digunakan di dalam Internet, yaitu public address (alamat publik) dan private
address (alamat pribadi).
a)
Alamat publik
Alamat
publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network
identifier yang telah dijamin unik (artinya, tidak ada dua host yang
menggunakan alamat yang sama) jika intranet tersebut telah terhubung ke
Internet.
Ketika
beberapa alamat publik telah ditetapkan, maka beberapa rute dapat diprogram ke
dalam sebuah router sehingga lalu lintas data yang menuju alamat
publik tersebut dapat mencapai lokasinya. Di Internet, lalu lintas ke sebuah
alamat publik tujuan dapat dicapai, selama masih terkoneksi dengan Internet.
b)
Alamat ilegal
Intranet-intranet pribadi yang tidak memiliki kemauan untuk
mengoneksikan intranetnya ke Internet dapat memilih alamat apapun yang mereka
mau, meskipun menggunakan alamat publik yang telah ditetapkan oleh InterNIC. Jika sebuah organisasi selanjutnya
memutuskan untuk menghubungkan intranetnya ke Internet, skema
alamat yang digunakannya mungkin dapat mengandung alamat-alamat yang mungkin
telah ditetapkan oleh InterNIC atau organisasi lainnya. Alamat-alamat
tersebut dapat menjadi konflik antara satu dan lainnya, sehingga disebut juga
dengan illegal address, yang tidak dapat dihubungi oleh host lainnya.
c)
Alamat Privat
Setiap
node IP membutuhkan sebuah alamat IP yang secara global unik terhadap Internetwork
IP. Pada kasus Internet, setiap node di dalam sebuah jaringan yang
terhubung ke Internet akan membutuhkan sebuah alamat yang unik secara
global terhadap Internet. Karena perkembangan Internet yang sangat amat pesat,
organisasi-organisasi yang menghubungkan intranet
miliknya ke Internet membutuhkan sebuah alamat publik untuk setiap node
di dalam intranet miliknya tersebut. Tentu saja, hal ini akan
membutuhkan sebuah alamat publik yang unik secara global.
Ketika
menganalisis kebutuhan pengalamatan yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi,
para desainer Internet memiliki pemikiran yaitu bagi kebanyakan organisasi,
kebanyakan host di dalam intranet organisasi tersebut tidak harus terhubung
secara langsung ke Internet. Host-host yang membutuhkan sekumpulan layanan
Internet, seperti halnya akses terhadap web atau e-mail,
biasanya mengakses layanan Internet tersebut melalui gateway yang
berjalan di atas lapisan aplikasi seperti proxy server atau e-mail server. Hasilnya, kebanyakan organisasi hanya
membutuhkan alamat publik dalam jumlah sedikit saja yang nantinya digunakan
oleh node-node tersebut (hanya untuk proxy, router, firewall, atau translator
alamat jaringan) yang
terhubung secara langsung ke Internet.
Untuk host-host
di dalam sebuah organisasi yang tidak membutuhkan akses langsung ke Internet,
alamat-alamat IP yang bukan duplikat dari alamat publik yang telah ditetapkan
mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi masalah pengalamatan ini, para desainer Internet
mereservasikan sebagian ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai
ruangan alamat pribadi. Sebuah alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat
pribadi tidak akan digunakan sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang
berada di dalam ruangan alamat pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi
atau Private Address. Karena di antara ruangan alamat publik dan ruangan
alamat pribadi tidak saling melakukan overlapping, maka alamat pribadi
tidak akan menduplikasi alamat publik, dan tidak pula sebaliknya. Sebuah
jaringan yang menggunakan alamat IP privat disebut juga dengan jaringan
privat atau private network.
Ruangan alamat pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918
didefinisikan di dalam tiga blok alamat berikut:
·
10.0.0.0/8
·
172.16.0.0/12
·
192.168.0.0/16
Sementara itu ada juga sebuah
ruang alamat yang digunakan untuk alamat IP privat dalam beberapa sistem
operasi:
·
169.254.0.0/16
v 10.0.0.0/8
Jaringan pribadi (private
network) 10.0.0.0/8 merupakan sebuah network identifier kelas
A yang mengizinkan alamat IP yang valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254.
Jaringan pribadi 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat digunakan
untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat.
v 172.16.0.0/12
Jaringan pribadi 172.16.0.0/12
dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 16 network identifier kelas B
atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan
sebagai host identifier, yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 172.16.0.0/12
mengizinkan alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.
v 192.168.0.0/16
Jaringan pribadi 192.168.0.0/16
dapat diinterpretasikan sebagai sebuah block dari 256 network identifier kelas
C atau sebagai sebuah ruangan alamat yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan
sebagai host identifier yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting apapun di dalam sebuah organisasi privat. Alamat jaringan privat 192.168.0.0/16
dapat mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
v 169.254.0.0/16
Alamat jaringan ini dapat
digunakan sebagai alamat privat karena memang IANA mengalokasikan
untuk tidak menggunakannya. Alamat IP yang mungkin dalam ruang alamat ini
adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254, dengan alamat subnet
mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai alamat IP privat otomatis
(dalam Windows, disebut dengan Automatic Private Internet Protocol Addressing
(APIPA)).
Hasil dari penggunaan
alamat-alamat privat ini oleh banyak organisasi adalah menghindari kehabisan
dari alamat publik, mengingat pertumbuhan Internet yang sangat pesat.
Ruang
alamat
|
Dari alamat
|
Sampai
alamat
|
Keterangan
|
010.000.000.000/8
|
010.000.000.001
|
010.255.255.254
|
Ruang alamat
privat yang sangat besar (mereservaskan kelas A untuk digunakan)
|
172.016.000.000/12
|
172.016.000.001
|
172.031.255.254
|
Ruang alamat
privat yang besar (digunakan untuk jaringan menengah hingga besar)
|
192.168.000.000/16
|
192.168.000.001
|
192.168.255.254
|
Ruang alamat
privat yang cukup besar (digunakan untuk jaringan kecil hingga besar)
|
169.254.000.000/16
|
169.254.000.001
|
169.254.255.254
|
Digunakan oleh
fitur Automatic Private Internet Protocol Addressing (APIPA) dalam
beberapa sistem operasi.
|
Karena
alamat-alamat IP di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan ditetapkan oleh Internet Network
Information Center (InterNIC) (atau badan lainnya yang memiliki otoritas) sebagai alamat publik, maka
tidak akan pernah ada rute yang menuju ke alamat-alamat pribadi tersebut di
dalam router Internet. Kompensasinya, alamat pribadi tidak dapat dijangkau dari
Internet. Oleh karena itu, semua lalu lintas dari sebuah host yang menggunakan
sebuah alamat pribadi harus mengirim request tersebut ke sebuah gateway
(seperti halnya proxy server), yang memiliki sebuah alamat publik yang
valid, atau memiliki alamat pribadi yang telah ditranslasikan ke dalam sebuah
alamat IP publik yang valid dengan menggunakan Network Address
Translator (NAT)
sebelum dikirimkan ke Internet.
6.
Alamat Multicast
Alamat IP
Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang digunakan untuk
menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah intranet yang
memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast
akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana terdapat host-host yang
sedang berada dalam kondisi "listening" terhadap lalu lintas
jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut. Dengan cara ini,
alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk mengirimkan paket data
dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis komunikasi. Alamat
multicast didefinisikan dalam RFC 1112.
Alamat-alamat
multicast IPv4 didefinisikan dalam ruang alamat kelas D, yakni 224.0.0.0/4,
yang berkisar dari 224.0.0.0 hingga 224.255.255.255. Prefiks alamat 224.0.0.0/24
(dari alamat 224.0.0.0 hingga 224.0.0.255) tidak dapat digunakan karena
dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet
lokal.Daftar alamat multicast yang ditetapkan oleh IANA dapat dilihat
pada situs IANA.
7.
Alamat Broadcast
Alamat broadcast
untuk IP versi 4 digunakan untuk menyampaikan paket-paket data
"satu-untuk-semua". Jika sebuah host pengirim yang hendak
mengirimkan paket data dengan tujuan alamat broadcast, maka semua node
yang terdapat di dalam segmen jaringan tersebut akan menerima paket tersebut
dan memprosesnya. Berbeda dengan alamat IP unicast atau alamat IP
multicast, alamat IP broadcast hanya dapat digunakan sebagai alamat
tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan sebagai alamat sumber.
Ada empat
buah jenis alamat IP broadcast, yakni network broadcast, subnet
broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited Broadcast.
Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast
akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat broadcast
yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan. Sebagai contoh,
untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast IP akan dikirimkan ke alamat broadcast
Ethernet dan Token Ring, yakni 0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
8.
Network Broadcast
Alamat network broadcast
IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host
menjadi 1 dalam sebuah alamat yang menggunakan kelas (classful).
Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16, alamat broadcast-nya
adalah 131.107.255.255. Alamat network broadcast digunakan untuk
mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang terdapat di dalam sebuah
jaringan yang berbasis kelas. Router tidak
dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.
9.
Subnet broadcast
Alamat subnet broadcast
adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host menjadi
1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless). Sebagai
contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya adalah
131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk mengirimkan
paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang telah dibagi dengan cara subnetting,
atau supernetting. Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang
ditujukan dengan alamat subnet broadcast.
Alamat subnet broadcast
tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan kelas alamat IP,
sementara itu, alamat network broadcast tidak terdapat di dalam sebuah
jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.
10. All-subnets-directed
broadcast
Alamat IP
ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network
identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan
dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini akan disampaikan ke semua host dalam
semua subnet yang dibentuk dari network identifer yang berbasis
kelas yang asli. Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network
identifier 131.107.26.0/24, alamat all-subnets-directed broadcast
untuknya adalah 131.107.255.255. Dengan kata lain, alamat ini adalah
alamat jaringan broadcast dari network identifier alamat berbasis
kelas yang asli. Dalam contoh di atas, alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan
alamat kelas B, yang secara default memiliki network identifer 16,
maka alamatnya adalah 131.107.255.255.
Semua host
dari sebuah jaringan dengan alamat tidak berkelas akan menengarkan dan
memproses paket-paket yang dialamatkan ke alamat ini. RFC 922 mengharuskan router IP untuk meneruskan
paket yang di-broadcast ke alamat ini ke semua subnet dalam jaringan
berkelas yang asli. Meskipun demikian, hal ini belum banyak diimplementasikan.
Dengan banyaknya alamat network
identifier yang tidak berkelas, maka alamat ini pun tidak relevan lagi
dengan perkembangan jaringan. Menurut RFC 1812, penggunaan alamat jenis ini telah
ditinggalkan.
11. Limited
broadcast
Alamat ini
adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua 32 bit alamat IP versi 4
menjadi 1 (11111111111111111111111111111111 atau 255.255.255.255).
Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP harus melakukan penyampaian
data secara one-to-everyone di dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network
identifier-nya. Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat
secara otomatis dengan menggunakan Boot Protocol
(BOOTP) atau Dynamic Host
Configuration Protocol (DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP, sebuah klien DHCP harus
menggunakan alamat ini untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP kepadanya.
Semua host,
yang berbasis kelas atau tanpa kelas akan mendengarkan dan memproses paket
jaringan yang dialamatkan ke alamat ini. Meskipun kelihatannya dengan
menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di dalam semua jaringan, ternyata hal
ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal saja, dan tidak akan pernah
diteruskan oleh router IP, mengingat paket data dibatasi saja hanya
dalam segmen jaringan lokal saja. Karenanya, alamat ini disebut sebagai limited
broadcast.
B. ALAMAT IP VERSI 6
Alamat
IP versi 6 (sering
disebut sebagai alamat IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan
yang digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang
menggunakan protokol
Internet versi 6. Panjang
totalnya adalah 128-bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128=3,4
x 1038 host komputer di seluruh dunia. Contoh alamat IPv6
adalah 21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a.
- Selayang pandang
Berbeda
dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total
alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), alamat IPv6
memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar,
pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi,
sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja.
IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga
2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar
ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga
beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun
secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel
routing.
Sama seperti
halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCPv6 Server
sebagai pengelola alamat. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static
address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server
dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika
konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address
configuration.
Seperti
halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit)
sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit)
sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6,
bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat
IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak
ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix.
- Format Alamat
Dalam IPv6,
alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat
dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blok
bilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:).
Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal
format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh
alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011000000101010101000000000
1111111111111110001010001001110001011010
1111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal
format, angka-angka biner di atas dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran
16-bit:
0010000111011010 0000000011010011
0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010
0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran
16-bit tersebut dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap
bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua.
Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a
- Penyederhanaan bentuk alamat
Alamat di
atas juga dapat disederhanakan lagi dengan membuang angka 0 pada awal setiap
blok yang berukuran 16-bit di atas, dengan menyisakan satu digit terakhir.
Dengan membuang angka 0, alamat di atas disederhanakan menjadi:
21da:d3:0:2f3b:2aa:ff:fe28:9c5a
Konvensi pengalamatan IPv6
juga mengizinkan penyederhanaan alamat lebih jauh lagi, yakni dengan membuang
banyak karakter 0, pada sebuah alamat yang banyak angka 0-nya. Jika sebuah
alamat IPv6 yang direpresentasikan dalam notasi colon-hexadecimal format
mengandung beberapa blok 16-bit dengan angka 0, maka alamat tersebut dapat
disederhanakan dengan menggunakan tanda dua buah titik dua (:). Untuk
menghindari kebingungan, penyederhanaan alamat IPv6 dengan cara ini hanya bisa
digunakan sekali saja di dalam satu alamat, karena kemungkinan nantinya
pengguna tidak dapat menentukan berapa banyak bit 0 yang direpresentasikan oleh
setiap tanda dua titik dua (:) yang terdapat dalam alamat tersebut.
Tabel berikut mengilustrasikan cara penggunaan hal ini.
Alamat asli
|
Alamat asli
yang disederhanakan
|
Alamat
setelah dikompres
|
fe80:0000:0000:0000:02aa:00ff:fe9a:4ca2
|
fe80:0:0:0:2aa:ff:fe9a:4ca2
|
fe80::2aa:ff:fe9a:4ca2
|
ff02:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0002
|
ff02:0:0:0:0:0:0:2
|
ff02::2
|
- Format Prefix
Dalam IPv4,
sebuah alamat dalam notasi dotted-decimal format dapat direpresentasikan dengan
menggunakan angka prefiks yang merujuk kepada subnet mask. IPv6 juga memiliki angka prefiks, tapi tidak didugnakan untuk merujuk
kepada subnet mask, karena memang IPv6 tidak mendukung subnet mask.
Prefiks
adalah sebuah bagian dari alamat IP, di mana bit-bit memiliki nilai-nilai yang
tetap atau bit-bit tersebut merupakan bagian dari sebuah rute atau subnet identifier. Prefiks dalam IPv6 direpesentasikan dengan cara
yang sama seperti halnya prefiks alamat IPv4, yaitu [alamat]/[angka panjang
prefiks]. Panjang prefiks menentukan jumlah bit terbesar paling kiri yang
membuat prefiks subnet. Sebagai contoh, prefiks sebuah alamat IPv6 dapat
direpresentasikan sebagai berikut:
3ffe:2900:d005:f28b::/64
Pada contoh
di atas, 64 bit pertama dari alamat tersebut dianggap sebagai prefiks alamat,
sementara 64 bit sisanya dianggap sebagai interface ID.
- Jenis-jenis Alamat IPv6
IPv6 mendukung beberapa jenis format
prefix, yakni sebagai berikut:
·
Alamat
Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point,
secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
·
Alamat
Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host
yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi
one-to-many.
·
Alamat
Anycast, yang menyediakan metode penyampaian
paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan
dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya
sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan
kepada host-host biasa.
Jika dilihat dari cakupan
alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:
·
Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang
mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya
dalam satu subnet.
·
Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang
mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya
dalam sebuah intranet.
·
Global
Address, merupakan sebuah
jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan
komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.
Sementara itu, cakupan alamat multicast
dimasukkan ke dalam struktur alamat.
5.1 Unicast Address
Alamat IPv6 unicast
dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:
·
Alamat
unicast global
·
Alamat
unicast site-local
·
Alamat
unicast link-local
·
Alamat
unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)
·
Alamat
unicast loopback
·
Alamat
unicast 6to4
·
Alamat
unicast ISATAP
5.1.1 Unicast global addresses
Alamat unicast
global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga
sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya
alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan
menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa.
Struktur alamat IPv6 unicast global terbagi menjadi topologi tiga level
(Public, Site, dan Node).
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
001
|
3 bit
|
Berfungsi
sebagai tanda pengenal alamat, bahwa alamat ini adalah sebuah alamat IPv6
Unicast Global.
|
Top Level
Aggregation Identifier (TLA ID)
|
13 bit
|
Berfungsi
sebagai level tertinggi dalam hierarki routing. TLA ID diatur oleh Internet Assigned Numbers Authority
(IANA), yang mengalokasikannya ke dalam daftar Internet registry, yang
kemudian mengolasikan sebuah TLA ID ke sebuah ISP global.
|
Res
|
8 bit
|
Direservasikan
untuk penggunaan pada masa yang akan datang (mungkin untuk memperluas TLA
ID atau NLA ID).
|
Next Level
Aggregation Identifier (NLA ID)
|
24 bit
|
Berfungsi
sebagai tanda pengenal milik situs (site) kustomer tertentu.
|
Site Level
Aggregation Identifier (SLA ID)
|
16 bit
|
Mengizinkan
hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah situs individu. SLA ID
ditetapkan di dalam sebuah site. ISP tidak dapat mengubah bagian
alamat ini.
|
Interface ID
|
64 bit
|
Berfungsi
sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik (yang ditentukan
oleh SLA ID).
|
5.1.2 Unicast site-local addresses
Alamat
unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup
dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik sebuah
organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local
dalam sebuah jaringan adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh
alamat ini adalah FEC0::/48.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
111111101100000000000000000000000000000000000000
|
48 bit
|
Nilai
ketetapan alamat unicast site-local
|
Subnet
Identifier
|
16 bit
|
Mengizinkan
hingga 65536 (216) subnet dalam sebuah struktur subnet datar.
Administrator juga dapat membagi bit-bit yang yang memiliki nilai tinggi
(high-order bit) untuk membuat sebuah infrastruktur routing hierarkis.
|
Interface
Identifier
|
64 bit
|
Berfungsi
sebagai alamat dari sebuah node dalam subnet yang spesifik.
|
5.1.3 Unicast link-local address
Alamat
unicast link-local adalah alamat yang digunakan oleh host-host dalam
subnet yang sama. Alamat ini mirip dengan konfigurasi APIPA (Automatic Private Internet Protocol Addressing) dalam sistem operasi Microsoft Windows XP ke atas. host-host yang berada di dalam subnet yang sama akan menggunakan alamat-alamat
ini secara otomatis agar dapat berkomunikasi. Alamat ini juga memiliki fungsi
resolusi alamat, yang disebut dengan Neighbor Discovery. Prefiks alamat yang digunakan oleh jenis
alamat ini adalah fe80::/64.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
1111111010000000000000000000000000000000000000000000000000000000
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai tanda
pengenal alamat unicast link-local.
|
Interface ID
|
64 bit
|
Berfungsi sebagai alamat dari
sebuah node dalam subnet yang spesifik.
|
5.1.4 Unicast unspecified address
Alamat unicast
yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh seorang
administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat.
Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0.
Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi
dua titik dua (::).
5.1.5 Unicast Loopback Address
Alamat unicast
loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam
IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1,
atau ::1.
5.1.6 Unicast 6to4 Address
Alamat unicast
6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar
dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti
alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16,
dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks
dengan panjang 48-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX
dan YYZZ adalah representasi dalam notasi colon-decimal format dari
notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai
contoh alamat IPv4 157.60.91.123 diterjemahkan menjadi alamat IPv6 2002:9d3c:5b7b::/48.
Meskipun demikian, alamat ini
sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA
ID:Interface ID.
5.1.6 Unicast ISATAP Address
Alamat
Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4
dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini
menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast
site-local atau alamat unicast global (yang dapat berupa prefiks
alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP Identifier (0000:5efe),
lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface atau
sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengan subnet
prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja,
alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.
5.2 Multicast Address
Alamat multicast IPv6 sama
seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang ditujukan ke sebuah
alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh
alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6
adalah ff00::/8.
Field
|
Panjang
|
Keterangan
|
11111111
|
8 bit
|
Tanda pengenal
bahwa alamat ini adalah alamat multicast.
|
Flags
|
4 bit
|
Berfungsi
sebagai tanda pengenal apakah alamat ini adalah alamat transient atau bukan.
Jika nilainya 0, maka alamat ini bukan alamat transient, dan alamat ini
merujuk kepada alamat multicast yang ditetapkan secara permanen. Jika
nilainya 1, maka alamat ini adalah alamat transient.
|
Scope
|
4 bit
|
Berfungsi
untuk mengindikasikan cakupan lalu lintas multicast, seperti halnya interface-local,
link-local, site-local, organization-local atau global.
|
Group ID
|
112 bit
|
Berfungsi
sebagai tanda pengenal group multicast
|
5.3 Anycast Address
Alamat Anycast
dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi
diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4.
Umumnya, alamat anycast digunakan oleh Internet Service
Provider (ISP) yang
memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast,
tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.
IPv6
menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface
yang berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah
alamat anycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat
tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat multicast, yang
menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat anycast akan
menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.
BAB II
RANGE DAN PEMETAAN KELAS IP
Ø
Kelas A
memiliki Range alamat 1-127
Subnetmask default nya : 255.0.0.0
memiliki Range alamat 1-127
Subnetmask default nya : 255.0.0.0
Contoh IP address kelas A misalnya:
IP addressnya 120.10.10.1
berarti Subnetmask defaultnya : 255.0.0.0
Network ID nya : 120.0.0.0
Broadcast addressnya : 120.255.255.255
IP addressnya 120.10.10.1
berarti Subnetmask defaultnya : 255.0.0.0
Network ID nya : 120.0.0.0
Broadcast addressnya : 120.255.255.255
Penjelasan:
Range alamat maksud nya :
setiap kali kamu
melihat IP pada suatu komputer dan pada oktet pertama nya masuk dalam range
antara 1-127, berarti IP tersebut adalah kelas A, pada contoh diatas oktet
pertama nya 120.
Oktet pertama pada
kelas A ini disebut juga dengan Network ID (alamat jaringan) dan 3 oktet
sesudahnya disebut Host ID (alamat Komputer) dalam suatu Network ID.
artinya pada Kelas A,
agar komputer dapat saling berkomunikasi dalam suatu jaringan, Network id nya
tidak boleh berbeda dan Host ID nya tidak boleh sama.
Misalnya
ada 2 komputer yang ingin dihubungkan menggunakan IP kelas A, maka berikan
alamat IP berikut:
komputer 1
alamat IP nya 10.2.2.5
subnetmask nya 255.0.0.0
alamat IP nya 10.2.2.5
subnetmask nya 255.0.0.0
komputer 2
alamat IP nya 10.2.2.6
subnetmask nya 255.0.0.0
alamat IP nya 10.2.2.6
subnetmask nya 255.0.0.0
kirimkan paket data (bisa berupa ping dll)
dari komputer 1 ke komputer 2 atau sebaliknya. maka pengiriman data akan
berhasil.
tapi
jika kamu berikan komputer 2 alamat IP berikut:
alamat IP nya 11.2.2.6
subnetmask nya 255.0.0.0
maka pengiriman data akan gagal.
alamat IP nya 11.2.2.6
subnetmask nya 255.0.0.0
maka pengiriman data akan gagal.
komputer
1 dan komputer 2 mempunyai Network ID yang berbeda (alamat jaringan yang
berbeda).
komputer 1 memiliki Network ID : 10.0.0.0
sedangkan komputer 2 memiliki Network ID : 11.0.0.0
sedangkan komputer 2 memiliki Network ID : 11.0.0.0
jadi, pada kelas A, setelah oktet pertama
(Network ID) yaitu 10 kamu bebas mengisikan alamat untuk host nya dengan limit
255, untuk alamat Host ini tidak boleh sama.
menyimpulkan tentang Network ID pada kelas
A ?
oktet pertama pada kelas A digunakan sebagai Network ID.
atau kebalikannya, Network ID pada kelas A, menggunakan oktet pertama dan dilanjutkan dengan 0 (nol) pada 3 oktet selanjutnya.
sedangkan untuk Oktet setelahnya kamu bisa mengisikan alamat untuk Host nya.
makanya dalam artikel lain untuk pengkelasan IP sering jumpai seperti ini:
nnn.hhh.hhh.hhh
n : adalah Network ID (alamat jaringan)
h : adalah Host ID (alamat untuk host/komputer)
oktet pertama pada kelas A digunakan sebagai Network ID.
atau kebalikannya, Network ID pada kelas A, menggunakan oktet pertama dan dilanjutkan dengan 0 (nol) pada 3 oktet selanjutnya.
sedangkan untuk Oktet setelahnya kamu bisa mengisikan alamat untuk Host nya.
makanya dalam artikel lain untuk pengkelasan IP sering jumpai seperti ini:
nnn.hhh.hhh.hhh
n : adalah Network ID (alamat jaringan)
h : adalah Host ID (alamat untuk host/komputer)
jadi, jika kamu memakai IP kelas A,
berarti kamu bisa memiliki banyak sekali alamat host (alamat komputer).
Broadcast address : Broadcast address ini
berfungsi untuk pengiriman pesan dalam jaringan, bisa berupa apapun kepada
semua komputer yang terdapat dalam suatu jaringan.untuk mencari Broadcast
address sangatlah mudah,
misalnya : IP 11.2.2.6
subnetmask : 255.0.0.0
Network ID nya : 11.0.0.0
broadcast addressnya adalah 11.255.255.255
subnetmask : 255.0.0.0
Network ID nya : 11.0.0.0
broadcast addressnya adalah 11.255.255.255
Berarti setelah oktet
pertama (Network ID) terdapat 255 pada oktet selanjutnya,
dan inilah yang dijadikan broadcast address dalam jaringan tersebut, pokoknya setelah Network ID pada oktet selanjutnya 255 semua maka itulah yang dijadikan Broadcast Broadcast address ini tidak boleh dijadikan alamat IP pada suatu komputer.
dan inilah yang dijadikan broadcast address dalam jaringan tersebut, pokoknya setelah Network ID pada oktet selanjutnya 255 semua maka itulah yang dijadikan Broadcast Broadcast address ini tidak boleh dijadikan alamat IP pada suatu komputer.
Untuk mencari Network
ID dan Broadcast address pada kelas lain, kamu bisa menggunakan cara yang sama,
perbedaannya hanya terletak pada oktet yang dijadikan sebagai Network ID dan
Host ID nya saja.
Ø
Kelas B
Memiliki Range alamat 128-191
Subnetmask default 255.255.0.0
Memiliki Range alamat 128-191
Subnetmask default 255.255.0.0
Misalnya: alamat IP 191.168.2.1
Udah bisa nebak kan kalo alamat IP diatas menggunakan kelas B karena 191 termasuk dalam range 128-191.
2 oktet pertama pada kelas B adalah sebagi Network ID dan 2 oktet setelahnya sebagai Host ID
jadi Network ID nya : 191.168.0.0
dan Broadcast ID nya : 191.168.255.255
Udah bisa nebak kan kalo alamat IP diatas menggunakan kelas B karena 191 termasuk dalam range 128-191.
2 oktet pertama pada kelas B adalah sebagi Network ID dan 2 oktet setelahnya sebagai Host ID
jadi Network ID nya : 191.168.0.0
dan Broadcast ID nya : 191.168.255.255
jadi untuk menggunakan kelas B dalam suatu
jaringan maka 2 oktet pertamanya tidak boleh berbeda dan dua oktet selanjutnya
(Host ID) boleh di isi berapa saja dengan limit 255 dan tidak boleh sama
tentunya.
Misalnya:
komputer 1
alamat IP nya 191.161.2.1
subnetmask nya 255.255.0.0
komputer 1
alamat IP nya 191.161.2.1
subnetmask nya 255.255.0.0
komputer 2
alamat IP nya 191.161.3.1
subnetmask nya 255.255.0.0
setelah oktet 191.161 kamu bebas mengisikan alamat untuk host nya (asal jangan melebihi standar aja hee…).
alamat IP nya 191.161.3.1
subnetmask nya 255.255.0.0
setelah oktet 191.161 kamu bebas mengisikan alamat untuk host nya (asal jangan melebihi standar aja hee…).
Ø
Kelas C
memiliki Range alamat 192-223
Subnetmask defaultnya 255.255.255.0
misalnya: 192.168.5.2
3 oktet pertama pada kelas C adalah sebagi Network ID dan oktet terakhir sebagai Host ID
jadi Network ID nya : 192.168.5.0
dan Broadcast ID nya : 192.168.5.255
memiliki Range alamat 192-223
Subnetmask defaultnya 255.255.255.0
misalnya: 192.168.5.2
3 oktet pertama pada kelas C adalah sebagi Network ID dan oktet terakhir sebagai Host ID
jadi Network ID nya : 192.168.5.0
dan Broadcast ID nya : 192.168.5.255
jadi, untuk menggunakan kelas C dalam
suatu jaringan maka 3 oktet pertamanya tidak boleh berbeda.
misalnya:
misalnya:
Komputer 1
alamat IP nya 192.168.5.1
subnetmask nya 255.255.255.0
alamat IP nya 192.168.5.1
subnetmask nya 255.255.255.0
Komputer 2
alamat IP nya 192.168.5.2
subnetmask nya 255.255.255.0
setelah oktet 192.168.5 kamu bebas mengisikan alamat pada oktet terakhir untuk host nya dengan limit terakhir 255 dan tentunya untuk host ID ini tida boleh sama.
alamat IP nya 192.168.5.2
subnetmask nya 255.255.255.0
setelah oktet 192.168.5 kamu bebas mengisikan alamat pada oktet terakhir untuk host nya dengan limit terakhir 255 dan tentunya untuk host ID ini tida boleh sama.
Alamat yang dijadikanBroadcast
192.168.5.255
Ø
Kelas D dengan Range alamat 224-239
Ø
Kelas E dengan Range alamat 240-255
tapi yang umum digunakan adalah kelas A,B,C
tapi yang umum digunakan adalah kelas A,B,C