Hacking - Teknik-teknik Hacking pada Web aplikasi


Teknik-teknik Hacking pada Web aplikasi

Ada beberapa teknik hacking pada web aplikasi diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Hidden Manipulation
Field-field tersembunyi sering digunakan untuk menyimpan informasi tentang sesi klien, untuk menjaga kompleksitas database pada server side. Seorang klien biasanya tidak melihat field tersembunyi dan juga tidak berusaha untuk mengubahnya. Bagaimanapun juga memodifikasi form field sangatlah sederhana. Sebagai contoh , marilah kita anggap bahwa harga sebuah produk disimpan dalam field tersembunyi. Seorang hacker dapat mengubah harganya, seperti berikut ini :
* Membuka sebuah halaman html dengan HTML editor.
* Menempatkan sebuah field tersembunyi (contoh., “”)
* Memodifikasi nilainya dengan nilai yang berbeda (contoh. “”)
* Menyimpan file html ditempat itu dan mem-browse-nya.
* Mengklik tombol “buy” untuk menampilkan e-shoplifting melalui hidden manipulation.
2. Parameter Tampering (Perusakan Parameter)
Kegagalan untuk mengkonfirmasi kebenaran dari parameter-parameter Common Gateway Interface (CGI) yang tersimpan dalam hyperlink., dapat dengan mudah digunakan untuk mematahkan keamanan situs. Seperti di bawah ini :
Search.exe?template=result.html&q=security
Dengan mengganti parameter template, seorang hacker dapat memperoleh akses menuju file yang diinginkannya,
seperti /etc/passwd atau private key situs contoh : Search.exe?template=/etc/passwd&q=security
3. Cookie Poisoning
Umumnya Web aplikasi menggunakan cookie dengan tujuan untuk menyimpan informasi (user id, time stamp, dan lain-lain.) pada sisi klien. Sebagai contoh, ketika seorang user log ke beberapa situs, sebuah login CGI memvalidasi user name-nya dan password-nya dan mengeset sebuah cookie dengan identifier numerik-nya. Ketika user mengecek preference-nya kemudian, CGI yang lain (sebut saja, preferences.asp) me-retrive cookie dan menampilkan catatan-catatan user information sesuai dengan user-nya. Data-data yang tersimpan dalam cookie tidaklah aman, seorang hacker dapat memodifikasi-nya, jadi informasi yang terdapat pada cookie tersebut dapat dicuri dan dimanfaatkan oleh hacker.

III. Perampokan Acme Fashion, Inc.
Pada pertengahan th 1990an, ketika popularitas Web sedang menanjak, wakil manajer pemasarannya memutuskan untuk membuat situs www.acme-fashions.com bagi perusahaannya dan meletakkan dan meletakkan semua katalog di sana. Tim marketing kemudian sibuk membuat halaman HTML dan mengkonversi katalog-katalognya dalam bentuk elektronis.
Tetapi, begitu ada penjualan melalui situs Web tersebut, muncul juga keluhan-keluhan pelanggan. Kebanyakan keluhan ditujukan kepada departemen keuangan dan gudang. Departemen keuangan sering menerima keluhan mengenai produk yang dijual berharga lebih rendah daripada harga yang ditetapkan, padahal tidak ada diskon atau promosi yang ditawarkan. Karyawan di bagian pengiriman sering bingung sewaktu mereka mendapat order pengiriman dengan jumlah barang tertulis dalam angka negatif. Ketika kerugian hampir mencapai 100.000 dolar, akhirnya pihak direksi memanggil tim ahli sekuriti.
3.1. Melacak Masalah
Toko Web Acme – www.acme-fashions.com – telah menerapkan beberapa teknologi berikut ini:
Sistem Operasi Microsoft Windows NT 4.0
Web Server Microsoft Internet Information Server (IIS) 4.0
Katalog Online Template dan Active Server Page (ASP)
Database back-end Microsoft Access 2.0
Shopping Troli Shopcart.exe
Katalog HTML dibuat dengan menggunakan template dan Active Server Pages. Tim pemasaran pernah menggunakan FoxPro untuk database-nya dan menghasilkan halaman katalog HTML secara otomatis. Kemudian database Fox-Pro itu dikonversi ke dalam database Microsoft Access dan antarmukanya memakai ASP. Aplikasi trolli belanjanya, Shocart.exe, di setup pada server, serta template ASP didesain untuk menghasilkan HTML yang terhubung dengan aplikasi troli belanja. Troli belanja mengambil informasi produk dari HTML tersebut. Saat itu, kelihatannya semua cara itu sangat mempermudah dan mempercepat kesiapan toko elektronis dan bisa online sebelum deadline.
Shopcart.exe mempunyai sistem session management-nya sendiri, untuk menjalankan sesi troli belanja, yang bergantung pada cookie dan server-side session identifier. Karena tidak dimungkinkan untuk memodifikasi Shopcart.exe, tugas-tugas untuk memvalidasi input diserahkan ke JavaScript yang bekerja pada browser pelanggan.


3.2. Bahaya Tersembunyi pada Field-Field Tersembunyi
Setelah dipelajari ternyata ditemukan sebuah lubang pada cara penerapan sistem troli belanja. Dimana satu-satunya cara untuk menghubungkan harga dengan produknya melalui tag-tag tersembunyi pada halaman HTML. Gambar 3.1. menunjukkan halaman yang menampilkan baju-baju dan katalog di http://www.sceme-fashions.com.
Setiap baju memiliki hubungan dengan form penerimaan kuantitas baju yang dibeli dan terhubung juga dengan troli belanja. Pada kode HTML seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.2. juga dapat ditemukan kelemahannya, yakni pada beberapa baris terakhir.
Source code berikut ini digunakan untuk memanggil Shopchart.Exe:
Top of Form
Quantity:
Bottom of Form
Sewaktu user mengklik tombol Buy, browser men-submit semua field input ke server, menggunakan request POST. Ada tiga field tersembunyi pada baris 2, 3, dan 4 dari kode tersebut. Nilai-nilainya juga terkirim bersama dengan request POST. Dengan demikian, sistem membuka suatu kelemahan pada tingkat aplikasi, karena user bisa saja memanipulir nilai dari field tersembunyi sebelum men-submit-nya ke form.
Untuk memahami situasi ini secara lebih baik, maka dapat kita perhatikan secara seksama request HTTP yang berasal dari browser ke server:
POST /cgi-bin/shopcart.exe/MYSTORE-AddItem HTTP/1.0
Referer: http://www.acme-fashions.com/shirtcatalog/shirts2.asp
Connection: Keep-Alive
User-Agent: Mozilla/4.76 [en] (Windows NT 5.0; U)
Host: www.acme-fashions.com
Accept: image /gif, image/x-xbitmap, image/jpeg, image/pjpeg, image/png, */*
Accept-Encoding:gzip Accept-Language: en
Accept-Charset : iso-8859-1,*,utf-8
Cookie: ASPSESSIONIDQQGQQKIG=ONEHLGJCCDFHBDHCPKGANANH; shopcartstore=3009912
Content-type: application/x-www-form-urlencoded
Content-lengt: 65
PartNo=OS0015&Item=Acme+Shirts&Price=89.99&qty=1&buy.x=16&buy.y=5
Nilai dari field tersembunyi PartNo, Item dan Price di-submit dalam request POST ke /cgi-bin/shopcart.exe. Itulah cara satu-satunya Shopcart.exe mengambil harga, misalnya baju nomor OS0015. Browser menampilkan respon yang ditunjukkan pada Gambar 3.3.
Oleh karena request POST dikirim bersama dengan nilai yang bisa dimodifikasi pada field price, user pun bisa mengontrol harga baju tersebut. Request Post berikut ini menunjukkan bahwa harga baju yang semula 89.99 dolar diubah menjadi 0,99 dolar.
POST /cgi-bin/shopcart.exe/MYSTORE-AddItem HTTP/1.0
Referer: http://www.acme-fashions.com /shirtcatalog/shirts2.asp
Connection: Keep-Alive
User-Agent: Mozilla/4.76 [en] (Windows NT 5.0; U)
Host: www.acme-fashions.com
Accept: image/gif, image/x-xbitmap, image/jpeg, image/pjpeg, image/png, */*
Accept-Encoding:gzip Accept-Language: en
Accept-Charset: iso-8859-1,*,utf-8
Cookie: ASPSESSIONIDQQGQQKIG=ONEHLGJCCDFHBDHCPKGANANH; shopcartstore=3009912
Content-type: application/x-www-form-urlencoded
Content-length: 64
PartNO=OS0015&Item=Acme+Shirts&Price=0.99&qty=1&buy.x=16&buy.y=5
Cara mudah untuk mengubah-ubah harga adalah dengan menyimpan halaman katalog, shirts2.asp, menampilkannya pada browser sebagai salinan lokal, shirts2.html, di hard disk user, mengedit file tersebut, dan mengubah – ubah kode HTMLnya. Gambar 3.4. menunjukkan bagaimana user menyimpan halaman tersebut.
User pertama-tama mengubah nilai pada field price pada baris . Perubahan berikutnya adalah pada link ACTION=dalm tag
Top of Form
. Link yang dituju adalah http://www.acme-fashions.com/cgi-bin/shopcart.exe. Gambar 3.5. menunjukkan file shirts2.html setelah memodifikasi harga menjadi 0,99 dolar.
Sekarang, jika user membuka file yang sudah dimodifikasi ini, shirts2.html, pada browser dan men-submit request untuk membeli pakaian, dan melihat window seperti ditunjukkan pada gambar 3.6.
Seperti yang dapat kita lihat, hal inilah yang membuat Acme-Fashions menderita kerugian. Setelah melakukan penelitian menyeluruh pada semua order dan transaksi, tim pemeriksa keamanan menemukan juga bahwa sejumlah besar ”pelanggan” bisa membeli barang dalam harga yang sangat rendah. Kata ”pelanggan” dalam konteks ini mengandung arti para hacker.
3.3. Mem-Bypass Validasi Client Side
Kesalahan lain yang ditemukan oleh tim peneliti keamanan adalah cara input divalidasi sebelum dilewatkan ke Shopcart.exe. Aplikasi Web terdiri dari banyak script dan komponen interaktif. Semua itu terutama untuk berinteraksi dengan user melalui form HTML pada browser. Bagian interaktif dari tiap komponen mengambil input dari form HTML dan memprosesnya pada server. Form HTML berciri generik bila berfungsi sebagai pengambil data, dan tak ada cara lain untuk menjamin validasi data di dalam form seperti itu. Misalnya, bila sebuah form HTML didesain untuk menerima tanggal, user bisa saja memasukkan tanggal seperti ini: 99/88/77 dan browser tidak mempedulikannya. Aplikasi harus memiliki mekanisme validasi inputnya sendiri untuk mem-filter input-input yang salah bentuk atau tidak sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan pada aplikasi. Validasi input untuk form HTML bisa dilakukan baik pada server-side dengan Perl, PHP, atau ASP, dll. Juga dapat dilakukan pada client-side dengan menggunakan bahasa script seperti JavaScript atau Vbscript.
Tim pengembangan Acme menyadari kebutuhan validasi input seperti itu. Tetapi, karena Shopcart.exe merupakan aplikasi yang berciri Prepackaged (tidak bisa dimodifikasi lebih lanjut), maka ia tidak bisa dimodifikasi untuk bisa menggabungkan validasi input dengan script client-side pada browser-nya sendiri, mungkin dengan tujuan untuk menghemat penggunaan CPU server, sehingga pekerjaan itu dijalankan oleh browser klien.
Namun, kenyataannya mekanisme client-side manapun bisa diubah-ubah dengan cara mengedit atau mengganti-ganti source code HTML yang diterima oleh browser. Tim penguji keamanan menemukan beberapa contoh validasi client-side yang digunakan pada www.acme-fashion.com. Gambar 3.7. menunjukkan validasi input sedang dijalankan pada sistem Acme. Seorang user berusaha membeli sejumlah ”-5” pakaian dan sebuah peringatan muncul bahwa user memasukkan nilai yang salah.
Berikut ini adalah kode JavaScript untuk memvalidasi input yang dipisahkan dari elemen-elemen HTML-nya.
function validate(e) {
if(isNaN(e.value) || e.value <= 0) {
alert (“Please enter a valid number”) ;
e.value = 1;
e.focus();
return false;
}
else {
return true;
}
}
:
:
Kode ini memastikan bahwa hanya angka positif saja yang diperbolehkan pada field qty. Tetapi, karena validasi ini dilakukan oleh script client-side, maka bisa dengan mudah di-bypass. Menonaktifkan eksekusi JavaScript dengan cara men-setting preferensi browser bisa membuat hacker mem-bypass validasi pada client-side. Jika kita memasukkan nilai apa saja yang diinginkan pada field-field input.
Gambar 3.8. menunjukkan bagaimana menonaktifkan JavaScript pada Netscape. Sekarang jika user memasukkan nilai ”-3”, browser akan mengeluarkan request POST berikut ini pada server.
POST /cgi-bin/shopcart.exe/MYSTORE-AddItem HTTP/1.0
Referer: http://www.acme-fashions.com /shirtcatalog/shirts2.asp
Connection: Keep-Alive
User-Agent: Mozilla/4.76 [en] (Windows NT 5.0; U)
Host: www.acme-fashions.com
Accept: image/gif, image/x-xbitmap, image/jpeg, image/pjpeg, image/png, */*
Accept-Encoding:gzip Accept-Language: en
Accept-Charset: iso-8859-1,*,utf-8
Cookie: ASPSESSIONIDQQGQQKIG=ONEHLGJCCDFHBDHCPKGANANH; shopcartstore=3009912
Content-type: application/x-www-form-urlencoded
Content-length: 63
PartNo=OS0015&Item=Acme+Shirts&Price=-3&qty=1&buy.x=16&buy.y=5
Selanjutnya dapat kita lihat bagaimana request HTTP ini bisa mem-bypass seluruhnya validasi input pada client-side. Gambar 3.9. menunjukkan respon pada server.
Pada layar tampak bahwa user telah membuat pesanan untuk 5 baju masing-masing seharga 55,99 dolar, dan hari berikutnya membeli -3(minus 3) baju masing-masing seharga 89,99 dolar. Total biaya adalah 4,98 dolar. Kemampuan untuk meletakkan angka negatif pada jumlah pembelian bisa membuat si pembeli kegirangan. Kecacatan inilah yang menyebabkan karyawan pengiriman Acme menerima order jumlah item dengan angka negatif.
3.4. Menghadapi Masalah Baru pada Sistem yang Telah Diteliti
Sebelumnya, pihak direksi Acme sudah berhadapan dengan dan mengatasi masalah-masalah menyangkut pengubahan nilai harga barang selama belanja musim liburan yang baru lalu. Sepertinya hal itu belum cukup, sekarang Acme menghadapi masalah lagi. Kali ini berhubungan dengan pencurian kartu kredit. Pihak direksi memanggil lagi tim ahli keamanan komputer untuk menganalisis masalah tersebut.
Tim itu menemukan bahwa pada semua log di Web server selama bulan Agustus, tidak ada entri satu pun untuk tanggal 29 Agustus. Tim yakin bahwa hal itu disebabkan oleh hacker yang menghilangkan file C:\WINNT\ System32\ LogFiles\ W3SVC1\ ex20010829. log yang berisi data log untuk tanggal itu. Ukuran file-nya pun direduksi menjadi 0 byte. Ini menunjukkan bahwa hacker pasti sudah memasuki kontrol administratif pada server agar bisa menghapus log-log pada Web server IIS.
Karena tidak ada catatan yang bisa diteliti lebih lanjut, akhirnya tim tersebut hanya bisa berspekulasi mengenai penyebab serangan. Penyelidikan yang menyeluruh pada sistem hard disk menghasilkan bahwa file ”purchases.mdb” ada pada dua direktori.
C: \>dir purchases.mdb / s
Volume in drive C is ACMEFASHION
Volume Serial Number is 48CD-A4A0
Directory of C:\ACMEDATA
08/29/2001 08:13p 2,624,136 purchases.mdb
1 files(s) 2,624.136 bytes
Directory of C:\Inetpub\wwwroot
08/29/2001 08:33p 2,624,136 purchases.mdb
1 files(s) 2,624,136 bytes
Total Files Listed:
2 File(s) 5,248,272 bytes
0 Dir(s) 111,312,896 bytes free
Bagaimana file purchases.mdb bisa dikopi dari direktori C:\ACMEDATA ke C:\Inetpub\wwwroot? Administrator sistem di Acme Fashion menyatakan bahwa purchases.mdb dipakai untuk menampung informasi order pelanggan, termasuk nama, alamat pengiriman, alamat tagihan, iem yang dibeli dan kartu kredit yang digunakan untuk untuk membayar item-item tersebut. Pihak yang mendesain aplikasi meyakinkan direksi bahwa file database berada di luar root dokumen server (c:\inetpub\wwwroot0. Tim ahli keamanan menyimpulkan bahwa, karena salinan dari file purchase.mdb dibuat pada jam 11:33 p.m tanggal 29 Agustus 2001, telah terjadi penyalahgunaan kartu kredit oleh hacker. Hacker pasti telah menyalin file dari C:\ACMEDATA ke C:Inetpub\wwwroot dan men-download-nya pada browser menggunakan request http://www.acme-fashions.com/purchase.-mdb. Tetapi, ia rupanya lupa menghapus salinan file pada direrktori C:\Inetpub\wwwroot setelah men-download-nya.
3.5. Eksekusi Perintah Jarak Jauh
Kenyataan bahwa satu file bisa dikopi dari satu lokasi ke lokasi dan bahwa log-log Web server dihapus mengisyaratkan bahwa hacker berhasil menjalankan perintah-perintah eksekusi pada www.acme-fashions.com dan memiliki akses ke sana setingkat ”super-user” atau ”administrator”. Setelah mengevaluasi secara menyeluruh keamanan sistem operasi dan mengunci semua prosedur, tim menyimpulkan bahwa kelemahannya hampir pasti terletak pada error di kode program aplikasi. Masalah tersebut kemudian bermuara pada cacatnya validasi input pada kode program troli belanjanya sendiri. Gambar 3.10. menunjukkan bagaimana troli belanja berinteraksi dengan beragam elemen dari aplikasi Web.
Troli belanja dikendalikan oleh script Perl pusat, yaitu mywebcart.cgi. Semua sesi client-side dilacak dan diatur oleh mywebcart.cgi. Troli belanja mengambil informasi produk dari database products.mdb dan membawanya ke modul terminal checkout yang menangani pembayaran pelanggan yang kemudian disimpan pada purchase.mdb.
Gambar 3.11. menunjukkan halaman yang dihasilkan oleh mywebcart.cgi. Pada gambar dapat kita lihat bagaimana URL dikomposisi.
URL tersebut adalah:
http://www.acme-fashions.com/cgi -
bin/ mywebcart.cgi?Cust=0873&nextpage=shirts3.html&cid=03417
Elemen yang paling menarik pada URL ini adalah parameter-parameter yang dilewatkan berikut nilai-nilainya. Pada parameter nextpage melewatkan nilai ”shirts3.html”. Pada kode program Perl mywebcart.cgi, baris berikut ini mempunyai kelemahan:
$file = ”c: \inetpub\wwwroot\catalog_templates\” . $input { ‘nextpage’};
open (FILE, $file) || die “Cannot open $file\n”;
File mywebchart.cgi terkunci. Parameter nextpage dilewatkan ke fungsi Perl open() tanpa ada satupun validasi input. Seorang penyerang bisa menyisipkan simbol pipa “|” di belakang nilai yang ditentukan pada nextpage dan menyebabkan fungi open() bisa mengeksekusi perintah-perintah yang merugikan.
Request berikut ini menyebabkan mywebcart.cgi mengeksekusi perintah “dir c:\” pada www.acme-fashions.com:
http://www.acme-fashions.com/cgi -
bin/mywebcart.cgi?cust=0873&nextpage=;dir+c:\|&cid=03417
Pada titik ini kita bisa beranggapan bahwa hacker harus telah menjalankan tampilan daftar direktori penuh dengan perintah ”dir c;\|s”. Dari hasil yang tampak, si hacker mengetahui bahwa ada file purchase.mdb pada direktori C:\ACMEDATA. Selanjutnya ia menyalin file tersebut ke c:\inetpub\wwwroot kemudian men-download-nya menggunakan alamat http://www.acme-fashions.com/purchase.mdb. Gambar 3.13. dan 3.14. menunjukkan bagaimana file itu disalin dan akhirnya di-download.
Demonstrasi oleh para ahli keamanan ini menunjukkan adanya pelanggaran keamanan yang serius pada mywebcart.cgi. Bahkan saat ini, banyak model troli belanja yang terkenal dan dipakai orang memiliki kelemahan-kelemahan seperti itu.
3.6. Posmortem dan Pencegahan Lebih Lanjut
Acme Fashions, Inc., menderita banyak kerugian uang dan waktu oleh karena tiga kesalahan selama satu rentang waktu. Semua kesalahan itu muncul karena cacatnya bentuk validasi input dan karena kurang terintegrasinya data yang diterima dari Web browser.
Pertama, kecacatan itu disebabkan oleh penggunaan field-field tersembunyi secara tidak benar. Informasi penting seperti ID produk dan harga dilewatkan melalui field tersembunyi dalam form HTML. Kita tahu bahwa sewaktu respon HTML dikirim melalui browser web, server itu kehilangan kendali atas data yang dikirim. HTTP bersifat statis, dan server tidak bisa menentukan apakah data yang dikembalikan masih utuh atau sudah rusak. Field tersembunyi bisa dimanipulir pada client side dan dikirimkan kembali ke Web server. Jika server tidak mempunyai cara validasi input yang ketat atas informasi dari field tersembunyi, klien bisa merusak data dan tidak terkendali lagi oleh sistem. Untuk memproteksi sistem dari serangan integritas data seperti ini, developer situs Web harus mencegah pelewatan informasi melalui field tersembunyi. Sebaliknya, informasi seperti ini seharusnya diletakkan pada database di server, dan informasi itu dapat diambil dari database jika diperlukan.
Kesalahan kedua adalah menggunakan script client-side untuk menjalankan validasi input. Para developer sering tergoda untuk menggunakan JavaScript atau VBScript dalam menulis program pengeksekusian pada client-side dan membuang batasan-batasan yang ada pada server. Tetapi, script client-side sama rentannya dengan field tersembunyi dalam hal daya tahan dari perusakan data. Script client-side seharusnya hanya digunakan untuk melancarkan navigasi atau menambahkan interaktifitas dan daya tarik halaman Web. Seorang penyerang bisa dengan mudah melewatkan atau memodifikasi script client-side dan menghindari setiap bentuk pemeriksaan yang dilakukan oleh script tersebut. Dalam kasus Acme, penyerang bisa menyisipkan nilai kuantitas negatif dengan mudahnya dan melewati setiap bentuk batasan yang dijalankan oleh oleh JavaScript. Sama dengan hal itu, beberapa toko berbasis Web menjalankan operasi aritmatik pada client-side, misalnya menghitung total kuantitas dan harga dari sebuah order dari dalam form isian itu sendiri. Bagi pelanggan sendiri akan menjadi fitur yang menarik bila mereka bisa mengetahui harga yang sudah di-update pada browser tanpa perlu men-submit nilai ke server dan menunggu respon darinya. Tetapi, teknik ini harus dihindari dan aplikasi harus didesain untuk mengeksekusi validasi dan perhitungan pada server side sehingga penyerang tidak bisa memanipulir data.
Kelemahan yang terakhir disebabkan oleh sanitasi input yang lemah pada mywebcart.cgi. Sewaktu data dilewatkan oleh field dalam bentuk HTML ke fungi-fungsi yang rentan seperti open(), buanglah setiap kombinasi atau meta-karakter. Dua bentuk validasi input yang harus dilaksanakan ditujukan kepada: pertama, panjang data yang diterima (untuk mencegah serangan buffer overflow) dan kedua, meta-karakter. Dalam hal ini, Acme harus menyisipkan sanitasi input untuk menapis meta-karakter seperti ”&”, ”%”, ”$”, ”|”, dan ”<”.
Masalah keamanan lainnya yang terkait dengan sistem belanja e-commerce, secara umum meliputi informasi yang dipanggil dari file temporer pada server, mekanisme enkripsi yang buruk, eksposur file system directory, eskalasi privilege, disklosur informasi pelanggan, perubahan produk, perubahan order, dan penolakan terhadap layanan. Semua hal tersebut memberikan celah bagi terjadinya serangan. Masalah ini ditemukan pada beberapa aplikasi e-commerce.
IV. Menangkis Serangan pada Web Application
Para hacker biasanya mencari sebuah target yang mudah untuk di-hack dalam waktu yang singkat. Berikut ini adalah beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menangkis serangan pada Web application.
* Akses ke situs dengan memanfaatkan SSL.
Hanya dengan menggunakan secure socket layer (SSL), situs akan memblok simple CGI scanners, tool-tool raw-interface mode dan worm-worm internet. Memanfaatkan SSL dapat dengan mudah dilakukan dengan cara membuat suatu konfigurasi server yang hanya bekerja pada SSL (biasanya pada port 443) dan memblok trafik menuju por 80. Jika dibutuhkan sebuah entry page dalam HTTP, maka ini mungkin dapat menggunakan sebuah server kecil yang akan mengalihkan ke alamat HTTPS.
* Menggunakan metoda ”HTTP post” seluas mungkin.
Menggunakan ”HTTP post” request mengurangi kemudahan dari penggunaan tool-tool raw-mode interface dan browser-browser untuk menyerang sebuah situs. Penyerang menggunakan tool-tool raw-mode interface untuk digunakan secara manual meng-craft sebuah POST request, yang sedikit lebih susah daripada sebuah GET request sederhana, karena mereka harus menghitung exact body lenght untuk header dari mandatory content-length. Untuk memanipulasi beberapa parameter values dengan menggunakan browser, penyerang harus menyimpan HTML source ke disk, lalu memodifikasinya, dan kemudian me-reload-nya kembali ke browser.
* Memanfaatkan HTTP Authorization pada semua content dari situs.
Ini merupakan metoda sederhana yang akan bekerja dengan baik melawan worm-worm internet, simple CGI scanner, dan akan berdampak pada tool-tool raw-mode interface. Server benar-benar akan menolak beberapa request yang tidak otentik. Untuk mengizinkan user anonim untuk bekerja pada situs, mungkin dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan halaman entry point dari skema ini dan menulis user name dan password pada situs yang lainnya. Dengan kata lain ini mempunyai efek pada tool-tool sederhana. Semua tool yang tidak didukung otentikasi tidak akan bekerja pada situs ini. Termasuk worm-worm internet dan simple CGI scanner. Penyerang akan membutuhkan suatu data otentikasi HTTP pada setiap usaha penyerangannya. Ketika menggunakan tool-tool URL interface-mode, penyerang harus men-set parameter-parameter otentikasi HTTP ke nilai yang harus digunakan pada situs.
* “Menendang” para klien keluar dari aplikasi ketika terjadi error.
User-user reguler biasanya tidak membuat banyak kesalahan, setidak-tidaknya pada sesi yang sama. Jika sebuah situs mempunyai sebuah konsep aplikasi, dan jika klien dibutuhkan untuk melewati beberapa step untuk memperoleh sebuah sesi, maka mungkin saja terjadi upaya untuk memperoleh sesi yang invalid atau tidak syah dan ini bisa dideteksi sebagai sebuah serangan. Penyerang akan melakukan beberapa percobaan untuk memperoleh sebuah sesi selama beberapa kali, ketika ini terjadi maka sistem akan bekerja dan akan secara otomatis menolaknya untuk memasuki sebuah aplikasi.Bottom of Form

Category: 1 komentar

1 komentar:

Anonim mengatakan...

gak ngerti achhh.... ruwettt...

Posting Komentar