MEMAHAMI PROSES START UP WINDOWS XP
Setelah proses start up komputer selesai, selanjutnya system
akan berpindah ke proses start up windows XP.
Proses start up windows xp dapat diuraikan sebagai berikut :
- MBR adalah sebuah program yang sangat kecil yang terdapat pada sector pertama hardisk, MBR kemudian me-load suatu program bernama NTLDR ke dalam memori.
- NTLDR kemudian memindahkan komputer ke "flat memory model" (bypassing the 640KB memory restrictions placed on PCs) kemudian membaca file BOOT.INI.
- Jika komputer mempunyai beberapa partisi yang bootable, NTLDR akan menggunakan informasi yang terdapat pada file BOOT.INI untuk menampilkan pilihan boot, apabila hanya terinstall windows xp saja maka tampilan menu akan dilewati dan windows akan me-load windows xp.
- Sebelum meload windows xp, NTLDR membuka program lain ke dalam memory yang disebut NDETEC.COM. File ini melakukan pengecekan semua hardware yang terdapat pada komputer. Setelah semua hardware ditemukan, NDTECT.COM memberikan kembali informasi tersebut ke NTLDR.
- NTLDR kemudian berusaha me-load versi Windows XP yang dipilih pada step 3. Hal ini dilakukan dengan menemukan file NTOSKRNL pada folder System32 yang terdapat pada directory windows xp . NTOSKRNL adalah program utama pada system operasi windows yaitu sebuah "kernel" Setelah kernel tersebut di-load ke memory, NTLDR passes control of the boot process to the kernel and to another file named HAL.DLL. HAL.DLL controls Windows’ famous hardware abstraction layer (HAL)
- NTOSKRNL kemudia menangani proses boot selanjutnya. Langkah pertama adalah meload beberapa "low-level system drivers". Kemudian NTOSKRNL me-load semua file-file yang dibutuhkan untuk membuat "core" sistem operasi windows xp.
- Kemudian, Windows akan memverifikasi apakah terdapat lebih dari satu konfigurasi hardware profile pada komputer, kalau terdapat lebih dari satu hardware profile windows akan menampilkan menu pilihan, tetapi apabila hanya terdapat satu profile maka windows akan langsung me-load default profile.
- Sesudah windows mengenali hardware profile yang digunakan, windows kemudian me-load semua device driver untuk semua hardware yang terdapat pada komputer, Pada saat ini tampilan monitor menampilkan "Welcome To Windows XP boot screen".
- Terakhir windows menjalankan semua service yang dijadwalkan secara otomatis. Pada saat ini tampilan monitor menampilkan "logon screen".
KOMPUTER SERING RESTART
Diantara beberapa masalah atau
kerusakan yang sering terjadi pada sebuah komputer adalah kondisi dimana
komputer sering restart sendiri. Kondisi komputer sering restart ini tentu saja
sangat menjengkelkan terutama apabila kita sedang melakukan pekerjaan kemudian
secara tiba-tiba komputer restart sendiri sedangkan kita belum sempat menyimpan
dokumen atau menyelesaikan pekerjaan tersebut. Menurut pengalaman saya pribadi
terdapat beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan komputer sering restart
sendiri, diantaranya adalah:
1. Komputer sering restart karena Processor
kepanasan
Processor yang kepanasan (overheat) adalah salah satu penyebab utama
komputer anda atau sering restart sendiri. Untuk mengecek terjadinya overheat
pada Processor dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
- Melihat kondisi temperatur pada menu Hardware Monitor di BIOS
- Menggunakan program monitoring temperatur seperti misalnya CPUID Hardware Monitor
- Mengecek secara manual yaitu dengan membuka casing CPU dan meraba sendiri temperatur pada bagian Pendingin (Cooler) Processor.
Penyebab utama dari Processor yang kepanasan ini juga terdapat beberapa
hal:
- Kondisi kipas angin (fan) yang terdapat pada pendingin Processor yang sudah tidak optimal (misalnya macet karena debu)
- Menumpuknya debu pada sirip-sirip Pendingin Processor, ini adalah hal yang sering terjadi terutama apabila ruangan tempat peyimpanan komputer berdebu.
- Sudah keringnya atau bahkan tidak adanya thermal paste yang merekatkan antara Processor dan Pendinginnya.
- Kondisi ruangan tempat penyimpanan komputer yang memang panas.
Untuk mengatasi komputer sering restart karena Procesor kepanasan
(overheat) ini kita bisa melakukan beberapa hal diantaranya:
- Senantiasa membersihkan debu yang terdapat dalam Casing CPU dan Pendingin Processor. Hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan kuas cat yang bersih dan vacum cleaner kecil.
- Menggunakan thermal paste sebagai penghubung yang merekatkan bagian Processor dan Pendingin. Untuk thermal paste yang sudah kering sebaiknya diganti.
- Menyimpan komputer diruangan yang tidak terlalu panas (lebih baik ber-AC). Seandainya terpaksa harus menyimpan komputer di ruangan yang cukup panas, maka sebaiknya lengkapi casing CPU dengan kipas angin tambahan.
- Menggunakan program monitoring temperatur seperti misalnya CPUID Hardware Monitor untuk mengetahui secara dini kondisi overheat pada Processor.
2. Komputer sering restart karena Power Supply
yang kekurangan daya
Penyebab kedua komputer sering restart adalah kurangnya daya atau sudah
tidak optimalnya bagian Power Supply yang mensupply daya pada CPU. Hal ini bisa
terjadi misalnya karena macetnya atau matinya Kipas angin (fan) yang terdapat
pada power supply, sehingga terjadi overheat pada komponen Power Supply itu
sendiri. Apabila anda merasa curiga dengan perporma Power Supply yang terpasang
sebaiknya ganti dulu bagian power Supply ini dengan Power Supply yang terbukti
berfungsi baik. Untuk keperluan komputer sekarang, sebaiknya pakailah sebuah
Power Supply dengan daya minimal 530 Watt.
3. Komputer sering restart karena VGA Card rusak
Komputer sering restart sendiri juga bisa terjadi karena rusaknya bagian
VGA Card yang terpasang pada slot AGP atau PCI. Biasanya VGA Card yang rusak
akan terasa cepat panas pada bagian pendinginnya, selain itu tampilan gambar
pada layar monitorpun menjadi rusak. Untuk itu apabila komputer Anda sering
restart ada baiknya juga untuk mengecek komponen tersebut.
4. Komputer sering restart karena Hardisk bad
sector
Sebuah hardisk yang rusak atau bahkan terdapat bad sector didalamnya dapat
menjadi penyebab komputer menjadi hang, muncul pesan bluescreen of deadth atau
komputer ga bisa booting dan me-restart terus. Untuk mencegah keruksakan
sekaligus memperbaiki hardisk tersebut kita bisa menjalankan program
scandisk/checkdisk, men-defrag hardisk secara teratur dan pastikan selalu
mematikan komputer dengan menekan tombol shutdown.
MENGENAL PARTISI HARDISK
Apabila kita membeli hardisk yang baru, maka sebelum hardisk tersebut dapat
dipakai terlebih dahulu kita harus mempartisi dan mem-format hardisk tersebut.
Mempartisi hardisk adalah membagi ukuran hardisk secara logical kedalam
beberapa bagian. Misalnya kalau kita menginginkan agar nantinya pada hardisk
kita terdapat 3 buah drive (yaitu DRIVE C, D dan E) maka kita perlu
mempartisinya menjadi 3 bagian. Sedangkan mem-format hardisk adalah proses
inisialisai dan memberikan file system pada hardisk sehingga hardisk dapat digunakan
oleh sistem operasi. Misalnya untuk sistem operasi Windows kita bisa memformat
hardisk dengan file system FAT atau NTFS.
Beberapa alasan mengapa sebuah hardisk perlu dipartisi diantaranya adalah
sebagai berikut:
- Untuk lebih memudahkan pengorganisasian file, Misalnya partisi satu untuk menyimpan sistem operasi dan program aplikasi, partisi kedua untuk peyimpanan data dan partisi ketiga untuk backup data.
- Memisahkan sistem operasi yang satu dengan sistem operasi yang lain apabila kita berniat meng-install lebih dari satu sistem operasi.
- Meningkatkan performa komputer (waktu akses hardisk), terutama untuk hardisk yang berukuran besar.
Terdapat beberapa jenis partisi yang dapat kita buat pada hardisk yaitu:
- Primary Partition
Partisi yang biasanya digunakan sebagai tempat
peyimpanan sistem operasi. Pada primary partition ini terdapat boot partition yang menyimpan file-file yang
dibutuhkan untuk start up sistem operasi. Sebuah hardisk dapat dipartisi
menjadi maksimal 4 buah primary partition tanpa extended partition, atau
maksimal 3 buah primary partition kalau terdapat extended partition.
- Extended Partition
Merupakan partisi pembatas antara primary
partition dan logical partition. Dalam Extended partition ini dapat terdiri dari satu atau lebih logical partition.
Extended partition ini bukanlah sebuah drive melainkan hanya pembatas saja.
- Logical Partition
Merupakan bagian dari
Extended Partition yang dan digunakan sebagai tempat penyimpanan data.
Lebih jelasnya tentang jenis-jenis partisi ini bisa dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar. Jenis Partisi
Untuk mempartisi sebuah hardisk kita bisa menggunakan beberapa cara,
diantaranya yaitu:
- Mempartisi hardisk pada saat menginstall Sistem Operasi.
- Menggunakan tool Disk Managemen Windows.
- Menggunakan program managemen partisi hardisk seperti misalnya EASEUS Partition Master.
MENGENAL TIPE HARDISK
Hardisk merupakan tempat penyimpanan data (storage
device) di dalam sebuah komputer. Saat ini ada beberapa macam tipe hardisk yang
digunakan untuk PC desktop maupun PC Server. Beberapa tipe hardisk yang
sering digunakan adalah :
1. Advanced Technology Attachment (ATA).
ATA merupakan
interface Hardisk yang paling populer dan banyak digunakan pada PC Desktop
maupun PC Server. ATA menggunakan teknologi transfer data secara parallel
(semua bit data dikirim secara bersamaan). Kecepatan transfer ATA sebesar
100MB/s atau dikenal dengan ATA/100 dan 133MB/s atau ATA/133. Saat ini teknologi ATA sudah mulai ditinggalkan
dan diganti oleh SATA.
2. Serial-ATA (SATA)
SATA merupakan interface hardisk yang menggunakan
teknologi serial (data dikirim secara berurutan dengan sistem paket bit data).
Dengan teknologi serial, transfer data di dalam sistem Hardisk menjadi lebih
cepat dan efisien. Saat ini terdapat beberapa tipe sata yaitu SATA1 (transfer
rate sebesar 150MB/s) SATA2 (transfer rate sebesar 300 MB/s) dan SATA3
(transfer rate mencapai 600 MB/s).
Perangkat SATA1 bisa dipasang di SATA 2 maupun
sebaliknya. Tp dgn pengurangan kecepatan tentunya. Jadi klo harddisknya Sata2
sedangkan Mobo Sata1 standar yang dipake adalah Sata1 karena Harddisk dengan
teknologi Sata2 itu backward compatible dengan teknologi sebelumnya yaitu
Sata1.
Dibanding ATA, Teknologi SATA tidak hanya unggul
dalam hal kecepatan saja, tetapi ada beberapa keunggulan lain seperti :
·
SATA
bersifat hot plug, dapat dipasang dan dilepas saat komputer masih hidup.
·
Kabel
SATA lebih tipis dan panjang maksimal sampai dengan 1 meter, sedangkan kabel
ATA hanya sampai 18 inch.
·
Konektor
yang menyerupai konektor USB lebih mudah dipasang daripada kabel ATA yang
memiliki konektor 40 pin.
·
Konsumsi
tegangan listrik yang lebih rendah, dimana SATA hanya menggunakan 0.25 Volt
sedangkan ATA menggunakan 5 Volt.
3. Small Computer System Interface (SCSI)
Merupakan interface hardisk yang umum digunakan
pada PC Server. SCSI masih menggunakan teknologi parallel, tetapi lebih cepat
dan efisien dibandingkan ATA dalam pengolahan data - data kapasitas besar.
Pada satu kabel SCSI dapat diinstalasikan sekita
15 device sekaligus dengan panjang 1,5 meter. SCSI mempunyai beberapa tipe seperti SCSI ultra
160 (transfer rate 160 MB/s)dan SCSI Ultra 320 (transfer rate 320 MB/s). SCSI
juga mempunyai 2 macam konektor, yaitu SCSI 68 pin (paling sering digunakan)
dan 80 pin single connector attacment (SCA). Saat ini teknologi SCSI mulai
digantikan dengan Serial Attached SCSI (SAS).
4. Serial Attached SCSI (SAS)
merupakan interface yang
menggabungkan feature SCSI dan Serial ATA. SAS menggunakan port konektor mirip
SATA dan transfer rate yang lebih baik.
Beberapa keunggulan SAS dibanding SCSI adalah :
·
SAS
memiliki kompaibilitas dengan perangkat - perangkat sebelumnya (backward
compatibility) misalnya dengan HDD SATA.
·
SAS
memiliki domain dan ID khusus yang dinamakan Word Wide Name (WWN) yang bersifat
unik dan dapat dikenali lewat network/internet (serupa dengan MAC Address pada
LAN Card).
0 komentar:
Posting Komentar